Surabaya Jawa Timur - Viralnya berita perseteruan antara orang yang mengaku bernama Gus Samsudin Jadab dengan Pesulap Merah menjadi perhatian publik beberapa hari ini. Belakangan, padepokan tempat pengobatan milik Samsudin juga ditutup karena didemo masyarakat karena disinyalir menjadi praktek perdukunan dan penipuan dengan trik sulap.
Kiai-Kiai NU yang sakti di Tanah Jawa Aliran NU. – Kiai-kiai NU tak hanya alim dalam ilmu agama. Mereka juga memiliki kesaktian yang luar biasa. Sehingga tak jarang orang-orang yang berhadapan gentar bila tak punya maksud baik. Berikut ini daftar 5 kiai NU yang dikenal sakti mandraguna sebagaimana dilansir dari Blog Pribadi Kang Masruhan 1. Gus Maksum Kiai Maksum Djauhari atau yang lebih dikenal sebagai Gus Maksum merupakan seorang Kyai paling sakti di Tanah Jawa dengan kesaktian ilmu kanuragan yang tinggi. Sebab itulah Gus Maksum justru dikenal sebagai pendekar berkat kepiawaiannya dalam mengaji kitab kuning sekaligus juga ahli dalam seni beladiri atau silat. Beliau merupakan pengasuh Pondok Pesantren Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. Menurut referensi dari sebuah buku Antologi Sejarah, Istilah, Amaliah, Uswah NU, Karya Soeleiman Fadeli dan Muhammad Subhan, Gus Maksum sangat suka mengembara ke berbagai daerah di Pulau Jawa untuk berguru ilmu silat. Karena itulah di masa dewasanya Beliau tampil menjadi pendekar legendaris di kalangan NU. Penampilannya dengan rambut gondrong, jenggot dan kumis Panjang, bersarung setinggi lutut, memakai bakiak, berpakaian seadanya dan tidak makan nasi semakin membuat kesaktiannya dikenal hebat. Konon, saking saktinya sampai-sampai rambut beliau tidak mempan dipotong, mulutnya bisa menyemburkan api, mampu melemparkan sapi seperti melemparkan sandal, tidak mempan disantet, tidak mempan senjata tajam, mahir menaklukkan jin, dan lain sebagainya. Namun kini Gus Maksum sudah tiada, beliau meninggal di Kanigoro pada 12 Januari 2003. Jenazahnya dimakamkan di pemakaman keluarga, sebelah barat masjid lama Ponpes Lirboyo. Hingga kini, Gus Maksum dikenal sebagai Kyai paling sakti di Tanah Jawa. 2. Kiai Abbas Buntet Kyai paling sakti di Tanah Jawa berikutnya yaitu Kiyai Abbas Buntet dari Cirebon. Kiyai yang satu ini ikut mengobarkan semangat kepahlawanan dengan melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Kiyai Abbas merupakan putra seorang Ulama NU sehingga bakat kiyai dan kesaktiannya itu tentu menurun dari ayahnya. Kiai Abbas adalah putra sulung Kiai Abdul Jamil yang dilahirkan pada hari Jumat 24 Zulhijah 1300 H atau 25 Oktober 1800 M di desa Pekalangan, Cirebon. Kakeknya pun seorang pendiri dari pesantren Buntet di Cirebon. Semasa mudanya, Kiyai Abbas banyak mengasah keilmuwan Agamanya ke berbagai daerah di Tanah Jawa, yaitu di Jawa Tengah, Tegal, Jogja, dan berbagai daerah pesantran lainnya. Dia juga belajar ke Mekkah dan kembali bersama-sama dengan Kiai Bakir Yogyakarta, Kiai Abdillah Surabaya dan Kiai Wahab Chasbullah Jombang. Sebagai santri yang sudah matang, maka di waktu senggang Kiai Abbas ditugasi untuk mengajar pada para mukminin orang-orang Indonesia yang tertinggal di Mekkah. Ilmu Kanuragan dan Ilmu Bela Diri selalu menjadi ilmu pokok di kalangan pesantren Buntet ajaran Kyai paling sakti di Tanah Jawa, Kyai Abbas. Dengan mengajarkan ilmu kanuragan itu maka pesantren Buntet dijadikan sebagai markas pergerakan kaum Republik untuk melawan penjajahan. Mulai saat itu Pesantren Buntet menjadi basis perjuanagan umat Islam melawan penjajah yang tergabung dalam barisan Hizbullah. 3. Kiai Amin Kyai paling sakti di Tanah Jawa berikutnya yaitu Kiyai Amin. Beliau adalah Kiyai NU yang memiliki karomah luar biasa langsung dari Allah SWT. Beliau tak hanya mahir dalam ilmu agama, namun juga sangat piawai dalam ilmu kanuragan dan silat. Beliau belajar dari ayahnya sendiri yaitu Kyai Irsyad yang wafat di Mekkah kala itu. Kiyai Amin Lahir pada hari Jumat, 24 Dzulhijjah 1300 H, bertepatan dengan tahun 1879 M, di Mijahan Plumbon, Cirebon, Jawa Barat. Konon Kiai Amin termasuk ahlul bait, dari silsilah Syech Syarif Hidayatullah. Selain dikenal sebagai ulama, Kiai Amin juga dikenal sebagai Kyai paling sakti di Tanah Jawa, sang pendekar yang menguasai ilmu bela diri dan kanuragan. Ada kisah di kalagan warga Ciwaringin, dalam pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Kiai Amin dan ulama lain di Cirebon ikut mengirim laskar ke Surabaya. Bahkan Kiai Amin sendiri ikut berangkat serta turut mengusahakan pendanaan untuk biaya keberangkatan. Bagi warga Nahdliyin, Kiyai Amin dikenal sangat legendaris. Konon, dalam perang di Surabaya itu dia tidak mempan senjata maupun peluru saat bertempur. Bahkan, beliau juga dikabarkan tidak mati meskipun dilempari bom sebanyak 8 kali. Luar biasa, itulah karomah yang diberikan Allah pada Sang Kyai NU satu ini, Kyai paling sakti di Tanah Jawa. 4. Kiai Hamid Kyai paling sakti di Tanah Jawa selanjutnya adalah Kyai Hamid yang berasal dari Pasuruan. Beliau juga memiliki karomah luar biasa yang diberikan oleh ALLAH secara langsung. Suatu ketika di masa Pemerintahan Orde Baru, Kiai Hamid diajak masuk ke partai pemerintah. Beliau pun menyambut ajakan itu dengan ramah dan menjamu tamunya dari kalangan birokrat itu. Akan tetapi ketika surat persetujuan masuk partai pemerintah itu disodorkan bersama pulpennya, Kiai Hamid tetap menerima dan menandatanganinya. Anehnya pulpen yang disodorkan untuk tandatangan tersebut tidak bisa keluar tinta alias macet. Lalu digantilah dengan pulpen lain, tapi tetap tak mau keluar tinta dan seterusnya. Hal ini menandakan bahwa Kiyai Hamid sebenarnya tak setuju beliau masuk dalam partai Politik karena beliau adalah seorang Kyai Panutan, seorang kyai yang sangat disegani. 5. Gus Dur Kyai paling sakti di Tanah Jawa yang terakhir juga masih termasuk Kyai NU, yaitu Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal sebagai Gus Dur. Gus Dur adalah presiden ke-4 Negara Indonesia. Luar biasa bukan? Padahal Gus Dur adalah seorang yang tunanetra. Beliau merupakan Kyai NU tersohor di Nusantara ini bahkan sampai ke Luar negeri. Sebagai salah satu Kyai paling sakti di Tanah Jawa, Gus Dur disebut-sebut memiliki karomah. Salah satunya diceritakan Khoirul, sopir pribadi Gus Dur. Suatu ketika, ia sedang berada di Majenang Cilacap mengantar Gus Dur dan beberapa orang anggota rombongan dalam dua mobil. Saat itu sudah jam 12 siang dan Gus Dur mengajak pulang karena di rumah ada tamu yang harus ditemuinya pada jam Ia pun segera putar arah dan mobil rombongan di belakang mengikutinya di belakang. Karena sudah ada janji, ia ngebut, tetapi tak yakin bisa segera sampai di Ciganjur, tempat tinggal Gus Dur tepat waktu. Ia berpikiran, paling-paling bisa sampai di Jakarta pukul 3 atau 4 sore mengingat jaraknya sangat jauh. Rute yang harus dilalui masih sangat jauh karena harus melewati kawasan Puncak yang jalannya kecil, berliku-liku dan naik turun. Apalagi saat itu belum ada Tol Cipularang. Ia pun tetap menggeber mobilnya secepat yang bisa ia lakukan. Mobil rombongan satunya di belakang tidak kelihatan, tampaknya sudah jauh ketinggalan. Singkat kata, sampailah mobil itu di rumah Gus Dur dan ia merasa lega selamat sampai di rumah. Ia menengok jam tangannya. Angka yang masih diingatnya sampai sekarang, “pukul menit”. Jakarta Cilacap hanya ditempuh dalam waktu 1 jam lebih sedikit. Dan Gus Dur tidak terlambat menerima tamunya yang juga baru saja sampai. Rombongan mobil di belakangnya baru sampai di Ciganjur pukul beda empat jam lebih dari perjalanannya. Luar biasa, Gus Dur adalah seorang Wali bagi kalangan NU, dan beliau pun diakui sebagai Kyai paling sakti di Tanah Jawa. Demikian, semoga bermanfaat, akhii. [ Denganbegitu, saat bertahta di Majapahit, Damarwulan langsung memiliki empat orang isteri. Pertama puteri bungsu Patih Logender, kedua Ratu Kencanawungu, serta ketiga dan keempat, Wahita dan Puyengan. Cerita rakyat yang sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Jawa Timur ini, lebih dikenal dengan nama Damarwulan Ngarit. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kebumen merupakan salah satu daerah disekian banyak Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota yang mempunyai slogan “Beriman” Bersih, Indah, Manfaat, Aman dan Nyaman ini tidak terlepas dari hakikat maupun seluk-beluk kesejarahan yang ada dalam kota ini. Sebagai pusat islamisasi di Jawa khususnya di daerah bagian Pesisir Selatan atau Laut Selatan, Kebumen pantas mendapat slogan “Beriman”. Jika di Pantai Utara Jawa satu kota atau Kabupaten yang mendapat gelar “Beriman” adalah kota Gresik. Maka di bagian Pantai Selatan, gelar itu tertancap pada Kabupaten Kebumen. Sebab, tidak dapat dipungkiri kalau kedua kota ini memang pada faktanya banyak mencetak wali-wali Allah. Hampir disetiap Kecamatan, Desa maupun Dusun, di Kebumen umumnya terdapat orang penting pada masa lalunya. Khususnya ketika Walisongo mulai menjelajahi daerah ini abad ke-XIII/XIV-an. Oleh karena itu, Kebumen pantas mendapat title baru sebagai Kota “Seribu Wali”. Islam boleh jadi sudah tersebar kepada seluruh masyarakat Kebumen bagian Selatan, terutama pada abad ke-XVI. Teori ini bisa dibuktikan dengan adanya makam-makam para penyebar agama Islam yang sangat berpengaruh kala itu. Salah satu makam yang dapat dijadikan barang bukti ini adalah makam Mbah Asnawi. Nama lengkapnya adalah Syekh Maulana Muhammad Asnawi Al-Karim. Seorang da’i yang juga sekaligus pedagang kain dari Purworejo. Makam yang sepi akan pengunjung ini terletak di Dukun Pandean Desa Jogomertan RT 03 RW 01, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen. Menurut Kyai Durjani 80, salah seorang keturunan buyut dari Syekh Asnawi menuturkan bahwa, makam tersebut sudah ada sejak sekitar tahun 1600-an. Sebagai salah satu tokoh masa awal penyebar Islam di Kebumen bagian selatan tepatnya di Jogomertan, Syekh Asnawi sudah sepatutnya mendapat apresiasi yang tinggi. Andaikan beliau saja masih hidup pasti saya akan memberikan penghargaan kepadanya sebagai khalifatullah fi al-Jawi. Artinya seorang yang mendapat amanat oleh Allah SWT untuk menyebarkan agama-Nya di tanah Jawa. Ini bukan berarti saya menyamakannya dengan seorang Nabi, namun pada hakikatnya semua manusia adalah orang yang diamanatkan Allah untuk berbuat kebaikan di bumi, sebagai pemimpin di bumi khalifatullah fi al-ardhi. Diriwayatkan dari Sufiah 87 dan Mahmud 83, dua orang murid Kyai Kijam, dari Kyai Kijam dari Abdullah Alwi bin Asnawi bahwa, “sebelum matahari terbit Syekh Asnawi sudah berangkat ke Jogomertan dari Purworejo. Kemudian sesampainya di Jogomertan, beliau berjualan sandangan atau celana pendek yang biasa digunakan masyarakat untuk memanjat pohon kelapa nderes. Beliau belum akan pulang kalau belum berhasil mengislamkan berdakwah kepada masyarakat disana. Walau hanya satu orang sehari yang masuk Islam, itu sudah sangat menenangkan hati beliau”. Sungguh mulia niat dan tujuan beliau, berdagang sembari berdakwah. Tidak salah jika beliau mendapat julukan al-Karim, karena perjuangannya yang mulia tersebut. Makam Syekh Asnawi biasanya diziarahi oleh para keturunan beliau sendiri yang tinggal di Desa Jogosimo. Warga Jogomertan sendiri juga jarang yang mengunjungi makam beliau. Mungkin mereka belum tahu kalau makam yang biasa mereka lewati secara cuma-cuma itu sebenarnya makam waliyullah yang mulia, seorang embrio penyebar Islam di Kebumen Selatan Petanahan dan Klirong. Kenapa saya menyebutkan dua kecamatan tersebut? Kalau diruntut jalan ceritanya begini, jadi Syekh Asnawi mempunyai putra bernama Abdullah Alwi. Abdullah Alwi kemudian mempunyai empat putra, Hasan Musthofa dikenal dengan sebutan Kyai Topo, Husein Abdullah dikenal dengan Kyai Kusen, Mohammad Ishaq dikenal dengan Kyai Skaq dan Samhudi Kyai Kijam. Nah, dari empat saudara ini kemudian dakwah Islamiyah semakin berkembang maju di wilayah Jogomertan dan sekitarnya. Pembagian wilayah teritorial dakwah pun dilakukan oleh keempat serangkai ini. Mulai dari Kyai Husein Abdullah yang juga seorang anggota AOI, berdakwah dibagian Jogomertan Utara. Kyai Kijam, yang menurut riwayat lisan masyarakat Jogomertan merupakan seorang alim. Bisa dikatakan paling pandai akan hal ilmu agamanya dibandingan ketiga saudaranya. Ia berdakwah sekaligus mendirikan padepokan disana. Menurut cerita murid Kyai Kijam, Mohammad Mahmud 83 menuturkan bahwa, “sekitar abad ke-XX tepatnya tahun 40-an, orang-orang yang mengaji kepada Kyai Kijam tak bisa disebutkan dari mana saja asalnya. karena memang sangat banyak. Hampir seluruh orang yang berasal dari desa di Kecamatan Petanahan dan Klirong ada yang mengaji kepada belia. Dan mungkin karena keberkahan ngajinya itu, mereka para santri dapat menjadi orang yang berpengaruh di desanya masing-masing sekaligus melahirkan keturunan yang juga disegani masyarakat.” Jika melihat apa yang dikemukakan oleh salah satu murid Kyai Kijam tadi, memang ada benarnya. Satu bukti yang dapat membenarkannya adalah terbuangnya bungkus-bungkus dinamisme dan animisme yang ada dalam masyarakat Jogomertan dan sekitarnya Jogosimo, Tambak Progaten, Gebangsari, Ampelsari dan lain sebagainya. Ini tidak lain juga disebabkan karena dakwah dari Kyai Hasan Musthofa Kyai Topo dan Mohammad Ishaq Kyai Skaq kepada masyarakat Jogosimo dan sekitarnya. Kalau Kyai Topo yang bertugas membimbing masyarakat, maka lain dengan Kyai Skaq yang lebih menggunakan politik atau kekuasaan sebagai kendaraan dakwahnya. Kedua saudara dari empat saudara ini, kerja sama antara kekuasaan dengan ulama. Karena menurut riwayat yang ada, Kyai Skaq merupakan salah satu lurah generasi awal di Desa Jogosimo. Kolaborasi antara Kyai Skaq dengan Kyai Topo ini ternyata menghasilkan buah yang manis dalam penyebaran dan perkembangan Islam di wilayah Pesisir Selatan Kebumen, terutama di Kecamatan Petanahan dan Klirong. Ketika Kyai Topo berdakwah langsung kepada masyarakat Jogosimo dan sekitarnya yang waktu itu masih abangan, ia disambut dengan gembira oleh masyarakat disana. Karena selain ke-’alim-annya, ia juga seorang yang sopan, menghargai adat dan kebiasaan masyarakat. Kalau ada orang yang sakit, dengan izin Allah SWT Kyai Topo dapat menyembuhkannya. Dengan melihat karomah dan akhlak Kyai Topo yang demikian, akhirnya masyarakat sepenuhnya memeluk Islam dengan benar, jauh dari praktik kesyirikan. Sepeninggalnya Kyai Topo pada tahun 1954, dakwah Islam tidak stagnan begitu saja. Namun, anak keturunan beliau seperti KH. Abu Sufyan Musthofa dan KH. Abu Darin Musthofa adalah penerus perjuangan dakwah Kyai Topo. Jika pembaca berasal dari Kebumen, mungkin akan lebih mengenal atau minimal pernah mendengar nama dua tokoh ulama yang sangat urgen tersebut. Jasa-jasa kedua tokoh ulama akhir abad XI ini sangat signifikan. Dibangunnya Pondok Pesantren dan Madrasah bernama “Al-Huda” di Jogosimo merupakan salah satu kontribusi KH. Abu Sufyan untuk masyarakat Kebumen pada umumnya. KH. Abu Darin sebagai seorang tokoh spiritual yang juga disegani oleh masyarakat Kebumen, yang konon dapat berkomunikasi dengan Nyai Loro Kidul. Sehingga ketika ada orang yang tenggelam di Laut Selatan, maka keluarganya pasti akan sowan ke beliau untuk berkonsultasi tentang korban yang hanyut terbawa ombak ganas Pantai Selatan. Mereka percaya melalui Kyai Abu Darin, Allah SWT akan menunjukkan serta mengembalikan keluarga mereka yang meninggal akibat terbawa ombak tadi. Dan akhirnya, memang Allah melalui KH. Abu Darin menunjukkan dan mengembalikkan korban tenggelam, walaupun sudah meninggal. Karena mereka umumnya masih percaya kalau ada seseorang yang meninggal hanyut terbawa ombak Pantai Selatan, itu berkaitan erat dengan penguasa atau Ratu Pantai Selatan. Maka, dengan ini Kyai Abu Darin menjadi andalan mereka untuk mengetahui seseorang yang bermasalah dengan Pantai Selatan. Namun walaupun demikia, masyarakat tetap berkeyakinan kalau dari Allah-lah semata-mata suatu masalah dapat diketahui dan diselesaikan. Kyai Abu Darin hanyalah seorang yang diberi kelebihan oleh Allah SWT untuk membantu masyarakat menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Ya, memang dari sinilah saya ingin menunjukkan kepada pembaca semuanya bahwa berkembangnya Islam sedamai dan seramai saat ini tidak terlepas dari adanya sosok Syekh Maulana Muhammad Asnawi Al-Karim. Secara syariat atau fisik, masyarakat Jogomertan, Jogosimo, Tambakprogaten, Ampelsari, Petanahan, Klirong hingga Kebumen tidak akan memeluk ajaran Islam kalau tidak ada Syekh Asnawi. Namun, Tuhan telah berkata demikian. Dia telah menakdirkan dan telah mengirimkan ratu adil kepada masyarakat tersebut sebagai khalifatullah fi al-jawi. Sehingga Islam di Kebumen bagian Selatan dapat berkembang baik sesuai dengan yang di inginkan agama. Lihat Humaniora Selengkapnya

Pasangancalon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin mendapatkan dukungan dari puluhan kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur. Dukungan ini semakin memperkuat target Jokowi-Ma'ruf untuk meraup 70% suara di Jatim pada Pilpres 2019. "Kami kiai-kiai Jatim dan tentu warga NU satu kata, satu kalimat, satu barisan dalam Pilpres yang akan datang.

 Lifestyle Inspirasi & Unik Jumat, 17 Desember 2021 - 0735 WIB VIVA – Tempat Dukun Dukun Sakti, ini 5 Fakta Sejarah Masyarakat dan Alam Budaya Provinsi Jawa Timur. Jawa Timur, terkenal dengan ikon buaya yang sangat fenomenal. Tapi taukah kamu jika di Jawa Timur ini terkenal dengan Dukun Saktin nya? Berikut fakta sejarah masyarakat dan alam budaya Provinsi Jawa Timur. Mulai dari sejarah, budaya, kuliner, hingga tempat wisata yang Santet Banyuwangi 1998 Ilustrasi Santet Peristiwa santet Banyuwangi terjadi pada tahun 1998. Tahun itu adalah perburuan penyihir atau secara lokal dikenal dengan sebutan dukun santet. Jadi, disana terdapat suku mayoritas yang mendiami Kabupaten Banyuwangi sejak lama, yang dianggap sebagai suku asli yakni orang-orang Osing yang dalam kesehariannya mempercayakan dukun dalam banyak hal. Dari pemberkatan rumah baru, meminta ilmu pengasihan, penglaris jualan, memimpin upacara syukuran panen kelahiran, hingga mencelakai yang telah hidup sejak lama inilah yang memudahkan tersulutnya pembantaian, meski akar masalahanya masih mengabur. Spekulasi pun bermunculan karena bertepatan dengan akan dimulainya Pemilu 1999. Para pemburu juga terkesan sangat terorganisir menggunakan pakaian ninja dengan membawa Walkie Talkie. Meski dianggap bermuatan politis, ada juga yang menganggap motifnya adalah balas dendam. Sosok Marsinah Dibunuh Akibat Tuntut UpahMarsinah merupakan buruh pabrik arloji PT Catur Putra Surya yang diduga diculik, disiksa, hingga kehilangan nyawa setelah mengorganisir aksi mogok menuntut kenaikan upah dan hak-hak buruh perempuan. Halaman Selanjutnya Peristiwa 10 November 1945
Belum[lagi] di Muslimatnya, Fatayatnya. Ini mesti jalan
SELAMATDATANG DI WEB DUKUN PESUGIHAN TERBUKTI CAIR ASSALAMUALAIKUM W.R.B KI BOJO SAKTI HANYA AKAN MENOLONG ANDA YANG BENAR
Gerombolanfitnah yang ingin menghancurkan Shiddiqiyyah masih terus bergerak untuk memaksakan kasus ini agar bisa dinaikkan ke P21. Sebab nasib Gus Mochammad Subchi Azal Tsani selama tahun 2019-2021 tidak jelas posisi dan statusnya, maka dilakukanlah Pra-Peradilan untuk kepastian status kasus rekayasa ini.
Padahalaman ini, kami mempunyai informasi tentang alamat Kyai sakti jawa timur yang bisa Anda baca. Anda juga bisa membaca kumpulan artikel lainnya seperti alamat Kyai sakti jawa timur yang Anda baca saat ini. Bila ingin menjadikan artikel alamat Kyai sakti jawa timur sebagai bahan kliping atau makalah, di sini anda bisa mendownloadnya secara .
  • 301xiiutkw.pages.dev/442
  • 301xiiutkw.pages.dev/887
  • 301xiiutkw.pages.dev/625
  • 301xiiutkw.pages.dev/707
  • 301xiiutkw.pages.dev/461
  • 301xiiutkw.pages.dev/426
  • 301xiiutkw.pages.dev/595
  • 301xiiutkw.pages.dev/44
  • 301xiiutkw.pages.dev/610
  • 301xiiutkw.pages.dev/656
  • 301xiiutkw.pages.dev/863
  • 301xiiutkw.pages.dev/984
  • 301xiiutkw.pages.dev/717
  • 301xiiutkw.pages.dev/41
  • 301xiiutkw.pages.dev/922
  • kyai sakti jawa timur saat ini